Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Rakyat Legenda Batu Balai Bangka Barat

Terdapat sebuah legenda terdapat di sebelah utara kota mentok kepulauan bangka yaitu legenda batu balai di Kabupaten Bangka Barat. Legenda ini sudah menjadi cerita yang sudah bertahan selama turun temurun dari masyarakat sekitar.

Tepatnya di sebelah utara 3,5 kilometer dari kota mentok kabupaten bangka barat, terdapat sebuah batu berukuran 8 x 6 x 5 meter (panjang x lebar x tinggi), menurut dari cerita rakyat setempat adalah batu tersebut mengisahkan anak durhaka kepada sang ibu. 

Cerita tersebut mirip dengan cerita malin kundang selama ini terdengar oleh kita.


Batu besar ini bisa jadi merupakan salah satu fenomena alam biasa, walaupun daerah bangka belitung banyak dijumpai batu granit seukuran besar yang biasa dapat ditemui di beberapa pantai di bangka belitung.

Akan tetapi, batu berlokasi di desa balai bangka barat ini tampak berbeda yanng mana batu tersebut meyerupai buritan kapal pada bagian atas batu.

Menurut cerita setempat, cerita Dempu Awang adalah kisah yang menceritakan awal mula batu balai tersebut. Seorang pemuda bernama Dempu Awang tidak mengakui ibu kandungnya sendiri.

Legenda Batu Balai di Pulau Bangka

Pada zaman dahulu kala ada sebuah keluarga miskin bertempat tinggal di desa balai. 
Bekerja sehari - hari sebagai penjual kue apem. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan 1 orang anak laki - laki bernama abdullah. 

Pada saatu abdullah berumur 7 tahun, ayahnya meninggal dunia dikarenakan sakit parah. 

Tinggallah sekarang ia dan ibunya. Menginjak usia dewasa, abdullah bekerja sebagai kuli pada seorang saudagar yang memiliki kapal. 

Dikarenakan abdullah rajin dan ulet dalam bekerja maka ia mendapatkan perhatian khusus oleh saudagar kaya itu. 

Berawal dari situlah, beberapa tahun kemudian abdullah sudah berubah menjadi saudagar kaya raya, kemudian berganti nama menjadi Dempu Awang.

Waktu kian berlalu, ketika sang ibu menemui anaknya ternyata Dempu Awang tidak mengakui bahwa orang itu adalah ibunya dan Dempu Awang pun mengatakan bahwa ia bukan berasal dari daerah tersebut.

Si ibu tetap kukuh meyakinkan anaknya, bahkan si ibu menunjukkan bukti berupa keranjang jualan kue apem yang ia lakukan dahulu bersama kedua orang tuanya. Namun Dempu Awang tetap saja mengatakan hal serupa
Hingga suatu peristiwa ketika Dempu Awang berlabuh, tiba - tiba kapal yang ditumpangi Dempu Awang tenggelam. Peristiwa inilah yang hingga hari ini menjadi sebuah legenda.

Terdapat pohon yang hidup diatas batu balai, bagi masyarakat setempat meyakini itu adalah tiang kapal dan keanehan lainnya terdapat pada batu ketika dipukul berbunyi "pong pong" kopong.

Posting Komentar untuk "Cerita Rakyat Legenda Batu Balai Bangka Barat"