Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Jejak Peninggalan Sejarah di Kota Sungailiat Kabupaten Bangka

Ditinjau dari sisi sejarah, kota Sungailiat Bangka cukup dikatakan sebagai kota tua memiliki nilai tinggi dalam sejarah dan memiliki arti penting dalam proses meraih kemerdekaan Indonesia.

Berdasarkan hasil keputusan yang diperoleh dari rapat tim pada tanggal 13 Juni 1995 tentang hari jadi kota Sungailiat oleh Bupati Kepala Tingkat II pada tanggal 20 November 1995 dan tanggal 15 Januari 1996, memutuskan dan menetapkan bahwa hari jadi kota Sungailiat bertepatan pada 27 April 1766 Masehi. (sumber: bangka.go.id)

Kota sungailait adalah kota yang sudah berusia 250 lamanya. Tentu saja memiliki bukti sejarah dan memiliki jejak peninggalan bersejarah yang ada. Apa saja, berikut penjelasannya.


Itu bearti, usianya sudah menginjak 250 tahun pada tahun 2016 ini.

Keputusan itu diperoleh berdasarkan bukti - bukti ilmiah didapat dari lapangan, pemuka adat, tokoh - tokoh masyarakat dan sumber data lainnya yang telah dibuktikan untuk kebenarannya. 

Berikut ini adalah 4 bukti peninggalan sejarah di bangka belitung kota sungailiat

1. Pemukiman Bangka Tin Winning (BTW)

Untuk lokasi pemukiman ini bertempat di kota Sungailiat tepatnya di Taman Sari kota Sungailiat.

Dahulunya kawasan ini sebelum digunakan sebagai perumahan biasa, kantor Palang Merah Indonesia wilayah sungailiat, posko LANAL Babel, rumah karyawan PT Timah dan sebagainya, tempat ini adalah kawasan pemukiman bagi warga Belanda pada masa kolonial Belanda masih berkuasa di Pulau Bangka yakni sekitar tahun 1812.

Hingga saat ini bangunan peninggalan Belanda ini ada yang masih utuh dan terawat dan ada juga tak terawat karena tidak ditempati.

Bangunan ini dapat dikatakan tergolong unik karena memiliki arsitektur Eropa.

Jika anda mengunjungi kota sungailiat, beberapa bangunan lainnya masih tampak jejak sejarahnya ada didepan Rumah Sakit Timah. Belum diketahui bekas bangunan apa ini.

Namun, jika diperhatikan bangunan ini usianya sudah ratusan tahun. Didaerah ini juga dapat kita temui pohon angsana yang sudah berusia ratusan tahun.

Setelah kekuasaan Belanda berakhir setelah adanya dekrit presiden tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkan oleh presiden Indonesia ir. Soekarno waktu itu terjadi perubahan yakni semua cabang produksi yang ada dahulunya dikuasai oleh asing, semenjak itu semuanya beralih ke kepangkuan Indonesia.

Itu artinya, dahuunya pemukiman Bangka Tin Winning (BTW) berada di taman sari berubah fungsi menjadi pemukiman tambang timah Bangka (TTB) merupakan perusahaan nasional. Secara otomatis semua karyawan yang ada di bawah pemerintahan Belanda waktu itu,telah tegabung ke dalam perusahaan nasional PT Timah.

2. Makam Tua Berusia Ratusan Tahun

Tak banyak orang mengetahui kalau di kota Sungailiat ini ada makam tua telah berusia ratusan tahun.

Bahkan letaknya ada dipusat kota Sungailiat berada di tengah-tengah jalanan umum saat ini.

Admin sendiri baru mengetahui hal ini setelah mendapat cerita dari salah satu warga asli kota Pangkalpinang yang sedikit bercerita tentang kota Sungailiat tempo dahulu. Ia adalah seorang warga dari kota Sungailiat sebelum pindah ke Pangkalpinang.

Adalah makam Horatio Nelson Levyssohn telah berusia 171 tahuan pada tahun 2016 ini.

Makam ini letaknya berada di pusat kota Sungailiat.

Jika anda sering melewati kawasan ini, ia terletak tepatnya di simpang 4 antara Jl. Depati Amir dengan Jl. Jendral Soedirman, lokasinya tak jauh dari puncak pertokoan. Makam ini adalah satu - satunya makam yang masih dipertahankan hingga kini dari pergusuran pembangunan jalan. 

Makam ini berbentuk tugu meruncing ke atas bertuliskan kurang lebih " telag berbaring dengan tenang Horatio Nelson Levyssohn merupakan asisten residen di pulau bangka sekaligus sebagai pemimpin tambang timah pada masa kolnial belanda dulu. Lahir pada tanggal 6 Mei 1804 di Belanda dan wafat pada tanggal 2 Agustus 1845.

Horatio Nelson Levyssohn  adalah orang berpengaruh besar pada masanya.

Dikarenakan ia adalah seorang asisten residen di pulau bangka sekaligus adalah seorang kepala penambangan timah tempo dulu. Ini membuktikan kota Sungailiat adalah kota yang memiliki nilai sejarah yang patut dilestarikan hingga ke masa depannya.

3. Kerkhof Sungailiat Berusia Ratusan Tahun

Bukan hanya di pangkalpinang saja yang terdapat makam tua peninggalan zaman Belanda.

Di kota Sungailiat juga ada.

Lokasinya ada di daerah kota Sungailiat tepatnya di desa sri menanti Jln. senang hati tak jauh dari area perkuburan sri menanti. Tak banyak orang menyadari bahwa makam ini ada disana, dikarenakan kondisi makam sendiri ditumbuhi semak belukar dan dipagari tembok pembatas. 

Keberadaan makam ini cukup menjadi bukti bahwa kota sungailiat duluny adalah kota yang tak lepas kehidupan orang - orang asing sebelum Indonesia merdeka. Selain warga Belanda, makam ini juga menjadi tempat peristirahatan bagi warga jepang, cina, Indonesia bersuku batak, bugis, manado dan ambon.

Di dalam lokasi makam juga terdapat prasasti bertuliskan siapa yang dimakamkan, tanggal lahir, meninggalnya dan kalimat - kalimat tertentu.

Usia makam paling tua berangka tahun 1800 atau sudah berusia 216 saat ini.

Belum banyak makam yang dapat teridentifikasi dengan jelas dikarenakan arena ini ditumbuhi ilalang semak belukar.

4. Rumah Sakit Bersejarah

Lokasinya sendiri berada tak jauh dari tugu perjuangan kota Sungailiat beralamat di Jln. parit padang sungailiat bangka. Rumah sakit bersejarah dimadsudkan adalah Rumah Sakit Jiwa saat ini.

Sebelum menjadi Rumah Sakit Jiwa, dahulunya bangunan ini bernama Rumah Sakit Sanatorium TBC merupakan rumah sakit khusus diperuntukan bagi penderita penyakit TBC.

Pada masa pemerintahan Belanda, rumah sakit ini diperuntukkan bagi karyawan timah yang bekerja di BTW (Bangka Tin Winning Bedrijft) merupakan perusahaan Belanda waktu dulu.

Tujuan dibuatnya rumah sakit ini adalah untuk mencegah penyebaran penyakit TBC yang diidap oleh karyawan di penambangan timah waktu dulu.

Ini dikarenakan, penambang timah waktu dulu sangat beresiko untuk mengidap penyakit TBC karena aktivitas penambangan masih menggunakan alat - alat penambagan mesin konvensional.

Sehingga, banyak partikel berbahaya, asap atau gas yang dapat merusak paru - paru pekerja. Dahulunya, kawasan ini banyak sekali ditanami pepohonan besar yang terdapat didepan lokasi Rumah Sakit.

Setelah masa pemerintahan Belanda berakhir, maka Rumah Sakit ini pun berubah fungsi menjadi Rumah Sakit Jiwa.

Masih banyak bukti sejarah yang belum tertulis pada blog ini. Semoga dapat memberikan pengetahuan buat anda.